Selamat Datang Di Blog KRISANTUS M. KWEN

Senin, 04 April 2016

ADA APA DI RIANGPUHO


Bukan lautan
Hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu 
tiada badai tiada topan kau temui


Ikan dan udang menghampiri dirimu
.....................


 KOLAM SUSU DI NTT
Menurut laporan Dinas perikanan dan Kelautan NTT tahun 2013, potensi sumber daya ikan tangkap di NTT  berupa potensi lestari mencapai 388.700 ton/Tahun dan tingkat pemanfaatan baru mencapai 34,97%. Dengan demikian sumber daya laut NTT sangat potensi untuk perikanan tangkap (ikan pelagis: tuna, cakalang, tenggiri, laying, selar, kembung) selain untuk pengembangan budidaya (rumput laut, mutiara, kerapu) atau komoditi lain (lobster, cumi-cumi, kerang darah).


Gambar 1: Philipus Nitit (kanan) dan "Sero Gantung" hasil sentuhan tangan dan pengalaman merantaunya


 Salah satu Wilayah Perairan Potensial (WLP) untuk penangkapan ikan umpan yang layak dibidik adalah TELUK HADING di Kabupaten Flores Timur. Teluk nan indah di "kepala burung" pulau Flores.  Riangpuho atau lebih dikenal dengan desa Waibao adalah salah satu desa pesisir di Teluk Hading di dalam wilayah kecamatan Tanjung Bunga (Teluk ini melingkupi juga wilayah kecamatan Lewolema dan Kecamatan Titehena)


MEMBIDIK WILAYAH POTENSIAL IKAN UMPAN FLORES TIMUR

Dari 200.000 km2 wilayah perairan NTT ini, yang baru digunakan menjadi sumber potensi bagi pendapatan baru mencapai 38%. Pemerintah NTT dibawa kepemimpinan Drs. Frans Leburaya dalam tahun 2014-2015 memberikan bantuan hiba 185 unit kapal penangkap ikan kepada para nelayan NTT. Diharapkan dengan bantuan hiba tersebut, maka potensial perikanan di NTT dapat digunakan secara maksimal.


Lain di NTT, lain pula di Flores Timur, yang  menyimpan potensi sumber daya laut yang sangat menjanjikan. Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP Flotim 2011), 13.215 ton/Tahun. Ikan Cakalang merupakan komoditas andalan Flores Timur sejak tahun 80-an.

Namun sayangnya, menurut laporan DKP NTT 2012, komoditas andalan ini, merosot tajam mencapai 60% karena semakin sedikitnya persediaan ikan umpan..


Hasil survey WWF-Indonesia di Flotim Februari  tahun 2013, ditemukan bahwa jumlah armada bertambah dan berbanding terbalik dengan kesediaan ikan umpan.  Armada Pole and Line mencapai 70 buah dan purse seine mencapai 68 armada. Laju perkembangan armada  penangkapan ini sangat tidak diimbangin dengan ketersediaan ikan umpan (data DKP Flotim 2012).

 gambar 2: Tahap-tahap akhir "Sero Gantung"


 Potensi yang masih dibiarkan tertidur adalah perairan di Teluk Hading.
 "Kami - nelayan desa Waibao perlu diperhatikan oleh pemerintah Flores Timur. Kami punya pengalaman tetapi kami tidak mempunyai dana untuk mengembangkan usaha kami. Kami akan berusaha secara swadaya dulu, semoga pemerintah segera melirik kami dan mengulurkan bantuan" ujar Philipus Nitit.

Philipus berharap dia dan kelompok Nelayan mereka, "SADAR KENCANA" ini mendapat bimbingan dan bantuan dari  DKP Flores Timur.


 "Kami membidik ikan umpan karena perairan ini potensial sekali agar dapat mensuplay nelayan Pole and Line dan permintaan masyarakat" Ujar Philipus dan diamini oleh rekannya Leo fernandez, Elias Nitit dan Lorens Koten (Senin, 4/4/2016)


Philipus tidak main-main dengan ucapannya, karena dia telah membuktikannya sendiri dengan swadaya murni kelompoknya, membangun "Sero Gantung". Alat ini akan digunakan kelompoknya untuk menangkap ikan umpan di perairan Teluk Hading


 Gambar 3: Ritus adat sebelum membuat "Sero Gantung" di Desa Waibao-Riangpuho. Perlu menghargai peran pemangku adat dalam kearifan lokal di desa Waibao.


Dengan bekal pengalaman 45 tahun merantau di beberapa tempat di Sulawesi, ia bertekad menghabiskan masa tuanya di desa kelahirannya untuk membangun desanya.


"Semoga pengalaman saya bermanfaan dan pemerintah tengoklah kami" ia berharap dalam logat Sulawesi karena memang 1/2 usianya ia habiskan di sana. Ia mau membuktikan ketrampilannya sewaktu di daerah perantauan dengan membuat "Sero Gantung", melalui kelompok Nelayannya, kini di desa kelahirannya.

Semoga tekad Philipus dkk dapat terpatri seperti syair Koes Plus di atas. Ad Maiorem Dei Gloriam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar