Kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih, dan damai bersama-sama
(Renungan menurut 2 Tim 2:22)
(Renungan menurut 2 Tim 2:22)
Malam ini kita menyiapkan waktu kita
untuk menyongsong tutup tahun 2016 dan akan menyambut tahun 2017. Pertanyaan untuk
kita saat sekarang adalah mengapa kita harus berkumpul malam ini?
Yang pertama, kita hendak menyadari! Bahwa tidak semua
kesempatan kita dapat bertemu. Dan tidak pada semua waktu kita dapat berkumpul.
Ketika kita semua sibuk dengan pekerjaan dan keperluan serta rutinitas masing-masing
maka betapa susahnya kita mencari waktu untuk bertemu! Tapi pada malam ini,
semua teman-teman muda, bapa-ibu dan kakak-kakak pendamping, khususnya pengurus
lingkungan sudah ada bersama kita.
Gbr 1: Romo Sam Dosinaen Pr. di malam tutup Tahun bersama Tim DPP mengunjungi Lingkungan Santo Yosep untuk memberikan berkat tutup Tahun.
Artinya kita wajib bersyukur kepada Tuhan karena di sini di tempat ini kita semua mempuyai waktu, kita semua mempunyai hati untuk menyadari bahwa kita adalah kaum muda katolik dan kita adalah orang-orang Katolik yang mau bersyukur atas semua yang Tuhan telah berikan kepada kita sepanjang Tahun 2016. Untuk semuanya itu, baiklah kalau kita merenungkan sejenak pesan Indah dari Rasul Paulus ketika dia menulis suratnya yang kedua kepada Timotius anaknya dalam iman. Kalimat itu berbunyi: kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai bersama-sama (2 Tim 2:22)
Artinya kita wajib bersyukur kepada Tuhan karena di sini di tempat ini kita semua mempuyai waktu, kita semua mempunyai hati untuk menyadari bahwa kita adalah kaum muda katolik dan kita adalah orang-orang Katolik yang mau bersyukur atas semua yang Tuhan telah berikan kepada kita sepanjang Tahun 2016. Untuk semuanya itu, baiklah kalau kita merenungkan sejenak pesan Indah dari Rasul Paulus ketika dia menulis suratnya yang kedua kepada Timotius anaknya dalam iman. Kalimat itu berbunyi: kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai bersama-sama (2 Tim 2:22)
Saudara-saudari
khususnya teman-teman muda yang berbahagia!
Mengapa Rasul Paulus meminta kita,
khususnya kaum muda untuk mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai secara
bersama-sama? Baiklah sebelum kita tinggalkan tahun 2016 dan sebelum kita
memasuki tahun 2017 kita melihat secara bersama-sama maksud Sang Rasul Yesus
ini.
Pertama
tentang Keadilan. Keadilan dapat dimengerti sebagai memberikan kepada semua
orang apa yang menjadi hak orang lain. Keadilan dapat dibaca dalam perspektif
ini bahwa selain saya masih ada orang lain. Pertanyaannya adalah seberapa adil
saya selama tahun 2016 ini? Artinya adakah keadilan yang saya hadirkan bersama
orang lain. Rasul Paulus ketika menulis surat ini berpesan agar Timotius dan
semua orang Kristen menyadari bahwa mereka semua dipanggil untuk menderita.
Menghadapi penderitaan membuat seseorang menjadi kuat seperti prajurit karena
prajurit yang berjuang dia tidak akan memusing dirinya sendiri dengan persoalan
kehidupannya, supaya dia berkenan kepada komandannya.
Gbr 2: Romo Sam dan Bapak Frans Uje fernandes sebagai Ketua DPP Paroki San Juan bersama Tim memberikan dukungan kepada Umat Lingkungan-khusus OMK Lingkungan Santo Yosep untuk maju dalam iman untuk membangun Lingkungan. Salam Perjuangan di tahun 2017.
Demikianpun seperti
seorang olaragawan sejati, hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara kalau
ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Seorang petani yang bekerja
keras, haruslah ia menikmati hasilnya. Keadilan itu berarti seseorang harus
berjuang bukan untuk dirinya sendiri, bukan demi tugasnya, melainkan memberi
arti bagi setiap orang yang ada disekitarnya. Untuk itu dia harus berani
menderita, bertahan, tabah dan tekun. Keadilan harus diciptakan dan untuk itu
seseorang harus berani untuk memberikan dirinya bagi orang lain. Seberapa
beranikah saya?
Kedua, pesan
tentang kesetiaan. Kesetiaan berarti mempercayai dan mendukung apa yang
diputuskan. Apakah kita benar-benar hidup menurut apa yang kita niatkan atau
kita putuskan. Pertanyaannya untuk kita adalah apakah saya setia selama tahun
2016 dalam setiap momen dan kesempatan? Timotius tentu percaya dan menghayati
pesan Paulus. Bahwa salah satu syarat untuk mencapai kesetiaan adalah
menghindari dan menjauhkan nafsu yang bergaya anak muda. Karena itu pesan Rasul
Paulus sangat terpatri, agar semua kita khususnya kaum muda, agar tidak mudah terjebak
pada napsu.
Artinya menghindari soal-soal yang dicari, yang bodoh dan tidak layak. Kesetiaan berarti kita berjuang untuk menghindari soal-soal yang menimbulkan pertengkaran. Adakah selama tahun 2016, kita pernah berjuang untuk menjaga kesetiaan? Sebagai teman, sebagai rekan kerja, sebagai suami istri atau istri atau sebagai aparat Negara dan agen pastoral? Kita dapat mengukur seberapa setiakah saya?
Artinya menghindari soal-soal yang dicari, yang bodoh dan tidak layak. Kesetiaan berarti kita berjuang untuk menghindari soal-soal yang menimbulkan pertengkaran. Adakah selama tahun 2016, kita pernah berjuang untuk menjaga kesetiaan? Sebagai teman, sebagai rekan kerja, sebagai suami istri atau istri atau sebagai aparat Negara dan agen pastoral? Kita dapat mengukur seberapa setiakah saya?
Gambar 3: Ketua Lingkungan, Bapak Anton Aib dan pengurus menghadiri acara tutup tahun dan memberikan peneguhan kepada OMK dan umat.
Pesan ketiga, kejarlah kasih! Sebagai
seorang anak, kita boleh mengalami pengalaman ada bersama bapak dan mama di
rumah. Sebagai anak muda kita mendapat tempat di hati orang tua kita atau wali
kita. Bapa dan mama membekali diri untuk bersekolah di jenjang pendidikan
tertentu, memiliki fasilitas untuk menunjang keperluan pribadi. Dan sebagai orang
Katolik, orang tua membekali diri kita untuk mengetahui bahwa Allah adalah
Bapak Kita, dan Yesus adalah Juruselamat kita. Dan di Gereja, rumah Tuhan itu
tempat kita mengucapkan terima kasih atas semua anugerah itu. Dan di KBG-KBG
dan Lingkungan ini adalah tempat kita menimbah persekutuan iman dan persatuan
sebagai orang-orang Katolik. Semua itu adalah tanda-tanda kasih.
Seberapa besar kita menempatkan kasih di dalam pengalaman-pengalaman kebersamaan itu? Paulus telah menasihati Timotius dan kita mewariskan pesan-pesan Paulus. bahwa di dalam kasih setiap kita tidak boleh bertengkar, melainkan ramah satu terhadap yang lain. Demikianpun kasih itu menurut Paulus melahirkan sikap yang lemah lembut yang menuntun orang kepada kebenaran. Adakah kasih itu menemani kita selama tahun 2016?
Seberapa besar kita menempatkan kasih di dalam pengalaman-pengalaman kebersamaan itu? Paulus telah menasihati Timotius dan kita mewariskan pesan-pesan Paulus. bahwa di dalam kasih setiap kita tidak boleh bertengkar, melainkan ramah satu terhadap yang lain. Demikianpun kasih itu menurut Paulus melahirkan sikap yang lemah lembut yang menuntun orang kepada kebenaran. Adakah kasih itu menemani kita selama tahun 2016?
Pesan keempat Paulus untuk kita dalam
hidup ini adalah mengejar damai atau perdamaian atau membawa damai. Benarkah
sinyalemen Paulus 2000 tahun lalu bahwa musuh Perdamaian adalah sifat dasar
manusia untuk mencari-cari masalah? Karena sifat egoisme yang membalut pribadi
manusia untuk tidak boleh bertumbuh bersama orang lain? Pertanyaan untuk kita adalah seberapa sering
selama tahun 2016 ini kita membawa perdamaian di tengah keluarga, sesama teman,
sesama rekan kerja, sesame umat di KBG, umat di Lingkunga kita?
Gambar 4: Umat turut hadir dan berkumpul bersama OMK di acara tutup tahun.
Sama saudara yang terkasih dalam Kristus akhirnya, pesan
sentral Paulus dalam empat keutamaan kristiani itu, yakni keadilan, kesetiaan,
kasih, dan damai hanya dapat dicapai apabila kita tetap selalu hidup dalam
kebersamaan. Baik di dalam keluarga, KBG, Lingkungan dam bahkan paroki kita.
Kebersamaan kita pada malam mini telah memberikan sebuah
tanda bahwa empat keutamaan itu dapat kita capai di Lingkungan, diKBG apabila
kita duduk bersama, berjalan bersama, dan melakukan bersama di bawah
kepemimpinan kristiani yang telah kita percayakan kepada pengurus lingkungan
kita dan KBG-KBG kita.
Marilah kita menyongsong tahun 2017 dengan mengambil sikap
dasar yang dipercayakan Rasul Paulus kepada semua orang Kristiani melalui
pesannya kepada Timotius. Tahun 2017 adalah kesempatan bagi kita untuk
memperbaharui cara kita untuk menghidupkan keadilan, kesetiaan, kasih, dan
damai di tengah KBG-KBG, Lingkungan, Paroki dan terutama di tengah
keluarga-keluarga kita.
Jika kita belum
maksimal melakukan keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai di tahun 2016, maka
tahun 2017 adalah kesempatan untuk kita bersama-sama melakukannya. Mari bekerja
sama.
Kita pasti mampu! Amin
Kotarowido, detik-detik menjelang tahun 2017!
Krisantus M. Kwen.
cat:
Renungan tutup tahun disampaikan untuk Orang Muda Katolik dan Umat Katolik Lingkungan Santu Yosep Kotarewido II Paroki San Juan Keuskupan Larantuka.
cat:
Renungan tutup tahun disampaikan untuk Orang Muda Katolik dan Umat Katolik Lingkungan Santu Yosep Kotarewido II Paroki San Juan Keuskupan Larantuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar