“MENJADI
MANUSIA YANG UTUH”
Pesan
Ketua Sekolah dalam Ujian Negara STP Reinha Larantuka 2016
Larantuka, KMK -- Para calon agen pastoral perlu dibekali berbagai kompetensi
baik spiritual maupun intelektual. Agar mereka sanggup menjadi manusia beriman,
yang mandiri, profesional, profetis dan misioner.
Foto: Acara Pembukaan UN 2016
Harapan demikian disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka, Hermania Bhoki, S. Fil.,M.Pd. pada pembukaan Ujian Negara (UN) STP Reinha Larantuka pada tanggal 19 – 21 September 2016. Kegiatan akademik periode ke lima tahun akademik 2015/2016 tersebut berlangsung di Aula STP Reinha Larantuka. Peserta yang mengikuti UN berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 5 orang mahasiswa dan 16 orang mahasiswi.
Harapan demikian disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka, Hermania Bhoki, S. Fil.,M.Pd. pada pembukaan Ujian Negara (UN) STP Reinha Larantuka pada tanggal 19 – 21 September 2016. Kegiatan akademik periode ke lima tahun akademik 2015/2016 tersebut berlangsung di Aula STP Reinha Larantuka. Peserta yang mengikuti UN berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 5 orang mahasiswa dan 16 orang mahasiswi.
Dalam sambutannya, ketua sekolah mengingatkan calon sarjana
agama Katolik ini bahwa Ujian Negara merupakan puncak momentum dari sebuah
proses pendidikan yang telah dijalani oleh seorang agen pastoral di lembaga
Pendidikan Pastoral Kateketik.
“Pendidikan di STP RL ini telah berusaha mengembalikan,
untuk tidak sekedar mengetahui tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat mampu
menerapkan ilmu ilmu pendidikan dan pengajaran agama katolik. Juga ilmu
pastoral dalam praktek mengajar dan praktek berpastoral baik secara kategorial
maupun teritorial di paroki, lingkungan dan KBG…” tegas ketua sekolah ini penuh
optimisme.
Suster Ketua STP ini mengingatkan peserta UN akan visi Lembaga
STP yang hendak direalisasikan sebagai visi pribadi manusia agen pastoral STP
Reinha Larantuka yang utuh, yakni yang telah berproses melalui tahapan leaning to know, untuk mengetahui
bagaimana seharusnya menjadi seorang guru agama Katolik dan agen pastoral. Juga
melakukan learning to do. Bahwa pendidikan
di STP RL ini telah berusaha mengembalikan, untuk tidak sekedar mengetahui
tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat mampu menerapkan ilmu ilmu pendidikan
dan pengajaran agama katolik juga ilmu pastoral. Pada akhirnya mereka telah
ber-learning to live to geather,
belajar untuk menjalankan kehidupan bersama.
Foto: Pengawas Pusat Bpk Niko Nohos, S. Fil. sedang meninjau Ruang UN yang didamping Ketua Panitia UN, Pater Petrus Tukan, Lic. Theol. dan disaksikan oleh Ketua STP Reinha Larantuka
Mengakhiri sambutannya, suster ketua menegaskannya dan menghimbau dalam pesan reflektifnya, bahwa momen ini adalah cara untuk mengukur kualitas peserta UN sebagai mahasiwa, calon guru agama Katolik dan agen pastoral. Mahasiswa peserta UN diminta untuk melaksanakan UN ini sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab dan jujur.
Mengakhiri sambutannya, suster ketua menegaskannya dan menghimbau dalam pesan reflektifnya, bahwa momen ini adalah cara untuk mengukur kualitas peserta UN sebagai mahasiwa, calon guru agama Katolik dan agen pastoral. Mahasiswa peserta UN diminta untuk melaksanakan UN ini sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab dan jujur.
Dengan mengikuti UN ini, harap Suster Carola, CIJ - nama
biara - ketua STP Reinha Larantuka, bahwa para peserta UN harus memiliki
perasaan “puncak” untuk mengakhiri
sebuah praktek akademik. Karena menurut alumni pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
(UNJ) ini, para mahasiswa ini telah menjalankan praktek demi praktek dengan
produktif dalam rana kognitif, afetif dan psikomotor.
Pejabat
yang mewakili kepala kantor kementrian agama kabupaten Flores Timur adalah
pengawas pendidikan agama Katolik, bapak Agustinus Riwu BA. Dalam sambutannya
di acara pembukaan UN STP Reinha Larantuka, Bapak Agus Riwu menegaskan bahwa UN
adalah moment perjalanan sejarah bagi lembaga STP Reinha Larantuka dan bagi
para peserta Ujian Negara.
Oleh
karena itu, himbau Agustinus Riwu, hendaknya para peserta UN ini perlu merefleksikan
momen ini sebagai sarana untuk meraih kesuksesan untuk menjawab tuntutan
pengetahuan tentang ajaran agama dan atau menjadi ahli ilmu agama.
“Momen hari ini dan beberapa hari ke depan akan menjadi penting ketika kita menanggapinya sebagai peristiwa yang bermanfaat bagi para peserta, bagi Lembaga STP Reinha, bagi institusi Kementerian Agama/Pemerintah RI, dan bagi Gereja” tegas Agus Riwu, demikian beliau disapa.
“Momen hari ini dan beberapa hari ke depan akan menjadi penting ketika kita menanggapinya sebagai peristiwa yang bermanfaat bagi para peserta, bagi Lembaga STP Reinha, bagi institusi Kementerian Agama/Pemerintah RI, dan bagi Gereja” tegas Agus Riwu, demikian beliau disapa.
Foto: Pejabat/pengawas Kemenag Kab. Flores Timur, Bpk Agustinus, BA.
Dihadapan peserta UN, Agus Riwu memberikan peneguhan bahwa idealnya para peserta yang sekarang hadir adalah orang-orang yang sudah siap tentang pengetahuan tentang ajaran agama atau ahli ilmu agama.
Dihadapan peserta UN, Agus Riwu memberikan peneguhan bahwa idealnya para peserta yang sekarang hadir adalah orang-orang yang sudah siap tentang pengetahuan tentang ajaran agama atau ahli ilmu agama.
UN periode 2016 ini dihadiri oleh pengawas dari pusat, yakni Kepala Seksi Pengembangan
Akademik dan Akreditasi Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Katolik - Kementerian
Agama Republik Indonesia, Bapak Nikolaus Nohos, S.Fil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar