WEEKEND PASTORAL STP REINHA LARANTUKA DI PAROKI SANTA MARIA DIANGKAT KE SURGA BAMA - LEWOKLUOK 16-18 MARET 2018
foto 1: Gereja Stasi Santo Yohanes Pembabtis Lewookin, dusun Likotuden, desa Kawalelo.
Letak Dusun Likotuden di desa Kawalelo Kecamatan
Demon Pagong berada di lereng perbukitan yang terletak persis di pinggir pantai
tanjung Seamdi. Kondisi permukaan tanah liat yang diselingi tanah berbatuan
yang berkapur dengan landai cadas membuat sulit tanaman berumur panjang dapat
menancapkan akar tunggangnya lebih dalam. Jika curah hujan yang pendek di satu
musim tanam, maka dapat menyebabkan gagal panen untuk tanaman jagung atau padi
ladang sebagai komoditas andalan petani.
Hal demikian tidak berlaku untuk tanaman ladang
jenis Sorgum. Justru di dusun Likotuden ini Sorgum menjadi primadona. Sejak Bapa
Uskup Larantuka, Mgr.Frans Kopong Kung Pr mempromosikan Sorgum sebagai tanaman
pangan rakyat disamping fungsi lannya, maka tanaman ini mulai diperkenalkan
secara luas kepada umat di wilayah keuskupan Larantuka. Yayasan Pengembangan Ekonomi
Keuskupan Larantuka (Yaspensel) dibawah kepemimpinan Romo Benyamin Daud Pr
telah mengembangkan potensi lahan di desa Kawalelo ini untuk budi daya dan
pengembangan ekonomi umat.
foto 3:Potensi wisata pantai Likotuden.
foto 3: Aksi membangun gereja stasi sebagai cetusan aksi APP melalui Katekese Orang Dewasa umat di KBG-KBG. Visi Gereja & Visi Pemerintahan desa sejalan membangun umat juga anggota masyarakat.foto 3:Potensi wisata pantai Likotuden.
Dinamika umat stasi terasa menggeliat mengikuti
irama ekonomi desa yang dipelopori oleh Yaspensel Keuskupan Larantuka. Ketika Sekolah
Tinggi Pastoral (STP) Reinha Larantuka melaksanakan Weekend selama 3 hari (16-18/3/2018) di Paroki Santa
Maria Diangkat ke Surga Bama-Lewokluok tiba si Dusun Likotuden, Stasi Lewookin,
menyaksikan kemandirian ekonomi umat. Itu benar-benar dilaksanakn secara
konsisten oleh Yaspensel Keuskupan Larantuka.Adapun 98 mahasiswa dan 8 pendamping dosen/pegawai disebarkan di 9 stasi untuk melakukan pendataan umat Paroki untuk mem-back up data keluarga, data umat perantau dan data umat yang hidup berkeluarga tanpa ikatan perkawinan.
foto 4: Ketua Stasi Lewookin, Paulus Watokola.
foto 5: SMK Internasionak AMKOP Likotuden. POTENSI mengangkat harkat martabat anak bangsa & Gereja
foto 6: Edi Watokola, tokoh pemuda, umat KBG 2, Maria Bintang Kejora "Aksi APP disatukan dengan bulan bakti desa"
Lembaga ini tidak hanya mempersiapkan umat untuk
budi daya dan pengembangan tanaman pangan Sorgum, melainkan juga menata
kemandirian umat melalui usaha bersama Simpan Pinjam Likotuden. Menurut Ketua
Dewan Stasi Lewookin Paulus Watokola, pemberdayaan umat melalui UBSP “Sorgun
Likotuden dalam tahun buku 2 RAT 2017, dana melebihi Rp.150 juta yang kini
beredar di tengah umat. Keadaan ini tak terasa ikut membantu kemandirian umat
untuk menata keluarganya.
Irama dari komitmen umat dalam menyongsong Aksi
Puasa Pembangunan Keuskupan Larantuka ditampakkan melalui karya-karya umat. Yang
dihayati oleh umat dalam tema “Membangun Kesetiakawana Sejati”.
foto 7: Malam rama tama bersama mahasiswa STP Reinha Larantuka.
Cetusan komitmen aksi dilaksanakan secara kompak
oleh umat yang dipadukan dengan bulan bakti desa. Demikian yang dirasakan dan
dilakukan oleh perangkat stasi dan perangkat desa menurut toko pemuda, Edi
Watokola. Umat mencetuskan aksi bersama dengan membangun teras sebagai pematang
di depan Gereja stasi untuk mencegah erosi tanah. Aparat desa mendukung gerakan
ini dengan menyediakan 40 sak semen untuk membangun fondasi teras
Gereja untuk menghindari gerusan tanah akibat banjir pada musim hujan.
foto 6: "ada saatnya kita membutuhkan rekreasi setelah sibuk bekerja"
Satu hal yang kini menjadi potensi sekaligus peluang
stasi Lewookin atau dusun Likotuden, desa Kawalelo adalah pengembangan tanaman
Sorgum sebagai komuditas andalan yang mendatangkan kemandirian pangan dan keuntungan
finansial bagi umat. Disinilah komoditas ini bukan hanya sekedar andalan umat
tetapi justru oleh Romo Benyamin disebut sebagai emasnya di darat setelah
mutiara di laut.
foto 7: Wajah masa depan umat stasi Lewookin, di halaman PAUD "Sorgum Likotuden"
Tak terkecuali Bapak bupati Flores Timur, Antonius
Gege Hadjon menyebut Likotuden sebagai kampung sorgum, demikian menurut Romo
Benya Pr ketika menutupi kegiatan pelatihan “Pasca Panen Sorgum” yang dihadiri
oleh utusan dari beberapa kabupaten di NTT (17/3/2018) di Dusun Likotuden. Hal demikian
seiring dengan semboyan, desa membangun desa menata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar